baru baru tersiar berita yang sangat memprihatikan. Tahu dan Tempe menghilang dari pasaran akibat naiknya harga kedelai impor.
Sungguh sangat memperihatinkan, tahu tempe yang merupakan makanan khas bangsa Indonesia bisa hilang akibat tidak mampunya petani kedelai lokal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Secara alami ada ‘pabrik pupuk’ yang membuat subur tanaman dan tanah tempat tanaman bertumbuh yaitu mikroba. Jasad renik ini banyak jenisnya, di antaranya ada yang menghasilkan unsur natrium, fospat, kalium, dan zat kimia lain yang terdapat dalam pupuk kimia buatan.
Untuk menciptakan tanaman produktif para ahli tidak harus melakukan rekayasa genetika langsung pada tanaman itu. cukup dengan pupuk yang diformulasikan secara khusus, tanaman kedelai bisa “dipaksa” menghasilkan kacang kedelai berlipat ganda.
Tanaman kedelai yang biasanya memiliki tinggi tak lebih dari 70 cm, dengan jumlah polong antara 40 – 80, ternyata bisa “ditingkatkan” menjadi tanaman jangkung setinggi 4,5 m dengan jumlah polong 2.300 – 2.800 polong.
Untuk membuat tanaman kedelai menjadi “raksasa”, Ali melakukan rekayasa pada pupuknya. Tanamannya tidak diotak-atik sama sekali. Lingkungan penanamannya pun tidak diberi perlakuan khusus, meskipun sebenarnya kedelai merupakan tanaman subtropis. Yang dia sentuh cuma tanah tempat kedelai itu tumbuh dengan memberi pupuk yang diformulasikan secara spesial.
Logikanya, jika tanahnya subur, tentu akan dihasilkan tanaman yang bagus. Hanya saja, Ali tidak lantas latah menggunakan pupuk kimia yang banyak tersedia di pasaran. Ia menggunakan pupuk hayati yang ia rekayasa secara khusus.
Mikroba memproduksi zat hara dan nutrisi melalui proses bio-perforasi. Selain memberikan zat hara pada tanah, mereka juga bahu-mambahu menciptakan keseimbangan mikro-ekologi ke dalam jaringan secara cepat. Sayangnya, tak semua tanah disusupi mikroba. Di sinilah pupuk hayati Bio P 2000 Z mengambil alih peran mikroba.
Dari hasil berburu mikroba itu, terkumpul 18 jenis mikroba, di antaranya cyano-bacter, azospirella, dan pseudonomy bacter. Dengan formula tertentu, para jasad renik itu dicampur menjadi pupuk hayati baru yang oleh Ali diberi nama Bio P2000 Z (Bio = bahan hidup, P = perforation technology, 2000 = tahun pembuatan, Z = Zum, nama tengah Ali).
Meski cuma 18 mikroba yang terkumpul, ternyata tidak mudah memadukannya. Ada yang saling membunuh (kanibal), ada ratusan kali percobaan untuk membuat mereka bisa berpadu. Pupuk ini aman bagi manusia dan lingkungan, karena Secara alami mikroba ini akan tumbuh dan berkembang terus. Namun secara alami pula ia akan mati dengan sendirinya jika sudah jenuh dan tugas dan kewajibannya selesai.
Diharapkan, pupuk Bio P2000Z ini bisa menjadi alternatif, menyusul mahalnya harga pupuk kimia dipasaran dan kelangkaan kedelai. Nilai lebih pupuk hayati ini, ia mampu mengembalikan kesuburan tanah yang rusak akibat bertahun-tahun dijejali pupuk kimia buatan pabrik. Endapan pupuk di dalam tanah bisa diurai oleh mikroba dalam pupuk BioP2000Z dan Petani tak perlu lagi membeli pupuk kimia.
Soal harga pun, bisa diadu. Harga seliter pupuk Bio P2000Z dipasaran hanya Rp 150.000-180.000,-. Padahal, isinya setara dengan 200 kg urea (seharga Rp 900.000,-), 50 kg fosfat (Rp 200.000,-), dan setara 40 kg pupuk KCL (Rp 90.000,-). Jika merasa kemahalan, pupuk ini bisa diencerkan lagi dengan cara fermentasi selama 48 jam (dengan menambah 1 kg gula/air kelapa, 1 kg urea (bisa digantikan dengan air kencing), dan 20 liter air). hasil fermentasi tersebut bisa diencerkan menjadi 200 liter pupuk cair. Jadi, harganya memurah menjadi sekitar Rp.700-1000/liter.
Pupuk Biop2000Z telah diujicoba pada berbagai macam tanaman produksi dan lahan pertanian dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun, termasuk pada lahan gambut. Sebagai contoh bukti hasil pemakaian pupuk Bio P200Z, jumlah panen kedelai, yang semula 1,2 ton per ha menjadi 4,5 ton per ha dalam enam kali pemupukan dengan jeda 1 – 2 minggu. Untuk mendapatkan kedelai tingkat raksasa seperti pada gambar, tanaman perlu dipupuk dua kali seminggu. Tiap ada tunas baru, semprotlah daun, batang, dan tanahnya dengan pupuk ini.
Pupuk Bio P200Z tercipta dari rasa prihatin melihat kondisi ekonomi petani. Akibat revolusi hijau, produksi pertanian digenjot menggunakan pupuk kimia. Pada awal panen hasilnya memang memuaskan, tetapi untuk selanjutnya petani malah merugi. Setiap musim tanam, petani harus punya modal untuk membeli bibit, pupuk, dan pestisida. Ketika panen, belum tentu petani bisa langsung tersenyum bahagia meraup untung dan menutup utang modalnya. Soalnya, harga jual hasil panen masih bisa digoyang untuk menguntungkan pihak tertentu. Petani akan lebih merana lagi jika tanamannya ludes diserang hama.
Jika kondisi seperti itu berlangsung terus-menerus, petani bisa makin jatuh melarat dan kemudian menggantung paculnya, ini sangat berbahaya, Indonesia bisa krisis pangan seperti langkanya kedelai di pasaran. Salah satu kunci penyebab kemelaratan petani adalah karena ketergantungan petani dengan pupuk buatan. Takaran penggunaan pupuk buatan ini untuk satu satuan luas perlu terus meningkat. Dari segi biaya, ini tentu menambah ongkos produksi yang memberatkan petani.
Pemakaian urea yang berlangsung terus-menerus dan bertahun-tahun juga membuat tanah menjadi seperti plastik. Akibatnya, tanah tidak bisa bernapas dan air pun tidak bisa meresap. Ini baru dampak dari urea. Belum lagi akibat pupuk lain seperti TSP dan fosfat yang membuat tanah menjadi asam.
Kalau sudah begitu, akar tanaman sulit berkembang dan hidup. Padahal sesungguhnya tanaman bisa subur secara alami tanpa diberi pupuk kimia buatan.
TECHNICAL SPECIFICATIONS LIQUID BIOFERTILIZER "BIO P 2000 Z"
1. Producer Name : PT. ALAM LESTARI MAJU INDONESIA
2. Biofertilizer Trademark : BIO P 2000 Z
3. Distribution lincence from Ministry of Agriculture of Indonesia :
L204/HAYATI/PPI/IV/2008
4. Formulation Pattern : Microbial cell suspension liquid and concentrated media carier, in direct water forming a dispersion medium colored brown milk chocolate dark
5. The circumstances and the physical properties of chemical and biological formulations:
a. Color : The reddish brown
b. Viscosity/ Type : Liquid/ "not restricted"
c. Storage durability : 9 (nine) - 24 (twenty four) months
d. pH : 6,5-7 (not corrosive in packaging)
e. Fertilizer element concentration (laboratory assessment) :
e.1. nutrient elements contained:
N = 2.71- 9.5%; P = 1.95- 5 %; K = 2 - 6 (3.11 %); Mg = 0.04 -0.3 %;
Co = 5 - 30 ppm; Fe= 0.02 - 0.2%; Zn = 0.05 10.9 ppm; Mn = 7.85 ppm ;
S= 0.5 - 1.06 %; Ca = 0.2 - 1.02 %; B= 19,7 - 50 ppm; etc. (alterable
following cells equilibrium)
e.2. Microbe contained:
Azotobacter sp. =7,0 x 10 6
Bacillus sp. =7,7 x 10 8
Brady rhizobium sp. = 6,1 x 10 6
Azospirillum sp. = 4,6 x 10 6
Mold (Mycomycetes) = 30.000 - 100.000 SPK/ml
f. Fertilizer element level in label of packaging**):
- Bio Agent : 15-45%
- Bio Active : 8-12%
- Bio Plus : 35-16%
g. Shapes and volume of packaging : Liquid/1 litre
h. Packaging material : POLYETHYLENE or Recycling plastic
6. Hazard characteristics: non-toxic, no irritation on the skin, safe for human and animal, eco-friendly.
artikel terkait :
keunggulan mikroba google
produk turunan mikroba google
kehebatan mikroba google
Untuk menciptakan tanaman produktif para ahli tidak harus melakukan rekayasa genetika langsung pada tanaman itu. cukup dengan pupuk yang diformulasikan secara khusus, tanaman kedelai bisa “dipaksa” menghasilkan kacang kedelai berlipat ganda.
Tanaman kedelai yang biasanya memiliki tinggi tak lebih dari 70 cm, dengan jumlah polong antara 40 – 80, ternyata bisa “ditingkatkan” menjadi tanaman jangkung setinggi 4,5 m dengan jumlah polong 2.300 – 2.800 polong.
Untuk membuat tanaman kedelai menjadi “raksasa”, Ali melakukan rekayasa pada pupuknya. Tanamannya tidak diotak-atik sama sekali. Lingkungan penanamannya pun tidak diberi perlakuan khusus, meskipun sebenarnya kedelai merupakan tanaman subtropis. Yang dia sentuh cuma tanah tempat kedelai itu tumbuh dengan memberi pupuk yang diformulasikan secara spesial.
Logikanya, jika tanahnya subur, tentu akan dihasilkan tanaman yang bagus. Hanya saja, Ali tidak lantas latah menggunakan pupuk kimia yang banyak tersedia di pasaran. Ia menggunakan pupuk hayati yang ia rekayasa secara khusus.
Mikroba memproduksi zat hara dan nutrisi melalui proses bio-perforasi. Selain memberikan zat hara pada tanah, mereka juga bahu-mambahu menciptakan keseimbangan mikro-ekologi ke dalam jaringan secara cepat. Sayangnya, tak semua tanah disusupi mikroba. Di sinilah pupuk hayati Bio P 2000 Z mengambil alih peran mikroba.
Dari hasil berburu mikroba itu, terkumpul 18 jenis mikroba, di antaranya cyano-bacter, azospirella, dan pseudonomy bacter. Dengan formula tertentu, para jasad renik itu dicampur menjadi pupuk hayati baru yang oleh Ali diberi nama Bio P2000 Z (Bio = bahan hidup, P = perforation technology, 2000 = tahun pembuatan, Z = Zum, nama tengah Ali).
Meski cuma 18 mikroba yang terkumpul, ternyata tidak mudah memadukannya. Ada yang saling membunuh (kanibal), ada ratusan kali percobaan untuk membuat mereka bisa berpadu. Pupuk ini aman bagi manusia dan lingkungan, karena Secara alami mikroba ini akan tumbuh dan berkembang terus. Namun secara alami pula ia akan mati dengan sendirinya jika sudah jenuh dan tugas dan kewajibannya selesai.
Diharapkan, pupuk Bio P2000Z ini bisa menjadi alternatif, menyusul mahalnya harga pupuk kimia dipasaran dan kelangkaan kedelai. Nilai lebih pupuk hayati ini, ia mampu mengembalikan kesuburan tanah yang rusak akibat bertahun-tahun dijejali pupuk kimia buatan pabrik. Endapan pupuk di dalam tanah bisa diurai oleh mikroba dalam pupuk BioP2000Z dan Petani tak perlu lagi membeli pupuk kimia.
Soal harga pun, bisa diadu. Harga seliter pupuk Bio P2000Z dipasaran hanya Rp 150.000-180.000,-. Padahal, isinya setara dengan 200 kg urea (seharga Rp 900.000,-), 50 kg fosfat (Rp 200.000,-), dan setara 40 kg pupuk KCL (Rp 90.000,-). Jika merasa kemahalan, pupuk ini bisa diencerkan lagi dengan cara fermentasi selama 48 jam (dengan menambah 1 kg gula/air kelapa, 1 kg urea (bisa digantikan dengan air kencing), dan 20 liter air). hasil fermentasi tersebut bisa diencerkan menjadi 200 liter pupuk cair. Jadi, harganya memurah menjadi sekitar Rp.700-1000/liter.
Pupuk Biop2000Z telah diujicoba pada berbagai macam tanaman produksi dan lahan pertanian dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun, termasuk pada lahan gambut. Sebagai contoh bukti hasil pemakaian pupuk Bio P200Z, jumlah panen kedelai, yang semula 1,2 ton per ha menjadi 4,5 ton per ha dalam enam kali pemupukan dengan jeda 1 – 2 minggu. Untuk mendapatkan kedelai tingkat raksasa seperti pada gambar, tanaman perlu dipupuk dua kali seminggu. Tiap ada tunas baru, semprotlah daun, batang, dan tanahnya dengan pupuk ini.
Pupuk Bio P200Z tercipta dari rasa prihatin melihat kondisi ekonomi petani. Akibat revolusi hijau, produksi pertanian digenjot menggunakan pupuk kimia. Pada awal panen hasilnya memang memuaskan, tetapi untuk selanjutnya petani malah merugi. Setiap musim tanam, petani harus punya modal untuk membeli bibit, pupuk, dan pestisida. Ketika panen, belum tentu petani bisa langsung tersenyum bahagia meraup untung dan menutup utang modalnya. Soalnya, harga jual hasil panen masih bisa digoyang untuk menguntungkan pihak tertentu. Petani akan lebih merana lagi jika tanamannya ludes diserang hama.
Jika kondisi seperti itu berlangsung terus-menerus, petani bisa makin jatuh melarat dan kemudian menggantung paculnya, ini sangat berbahaya, Indonesia bisa krisis pangan seperti langkanya kedelai di pasaran. Salah satu kunci penyebab kemelaratan petani adalah karena ketergantungan petani dengan pupuk buatan. Takaran penggunaan pupuk buatan ini untuk satu satuan luas perlu terus meningkat. Dari segi biaya, ini tentu menambah ongkos produksi yang memberatkan petani.
Pemakaian urea yang berlangsung terus-menerus dan bertahun-tahun juga membuat tanah menjadi seperti plastik. Akibatnya, tanah tidak bisa bernapas dan air pun tidak bisa meresap. Ini baru dampak dari urea. Belum lagi akibat pupuk lain seperti TSP dan fosfat yang membuat tanah menjadi asam.
Kalau sudah begitu, akar tanaman sulit berkembang dan hidup. Padahal sesungguhnya tanaman bisa subur secara alami tanpa diberi pupuk kimia buatan.
TECHNICAL SPECIFICATIONS LIQUID BIOFERTILIZER "BIO P 2000 Z"
1. Producer Name : PT. ALAM LESTARI MAJU INDONESIA
2. Biofertilizer Trademark : BIO P 2000 Z
3. Distribution lincence from Ministry of Agriculture of Indonesia :
L204/HAYATI/PPI/IV/2008
4. Formulation Pattern : Microbial cell suspension liquid and concentrated media carier, in direct water forming a dispersion medium colored brown milk chocolate dark
5. The circumstances and the physical properties of chemical and biological formulations:
a. Color : The reddish brown
b. Viscosity/ Type : Liquid/ "not restricted"
c. Storage durability : 9 (nine) - 24 (twenty four) months
d. pH : 6,5-7 (not corrosive in packaging)
e. Fertilizer element concentration (laboratory assessment) :
e.1. nutrient elements contained:
N = 2.71- 9.5%; P = 1.95- 5 %; K = 2 - 6 (3.11 %); Mg = 0.04 -0.3 %;
Co = 5 - 30 ppm; Fe= 0.02 - 0.2%; Zn = 0.05 10.9 ppm; Mn = 7.85 ppm ;
S= 0.5 - 1.06 %; Ca = 0.2 - 1.02 %; B= 19,7 - 50 ppm; etc. (alterable
following cells equilibrium)
e.2. Microbe contained:
Azotobacter sp. =7,0 x 10 6
Bacillus sp. =7,7 x 10 8
Brady rhizobium sp. = 6,1 x 10 6
Azospirillum sp. = 4,6 x 10 6
Mold (Mycomycetes) = 30.000 - 100.000 SPK/ml
f. Fertilizer element level in label of packaging**):
- Bio Agent : 15-45%
- Bio Active : 8-12%
- Bio Plus : 35-16%
g. Shapes and volume of packaging : Liquid/1 litre
h. Packaging material : POLYETHYLENE or Recycling plastic
6. Hazard characteristics: non-toxic, no irritation on the skin, safe for human and animal, eco-friendly.
artikel terkait :
keunggulan mikroba google
produk turunan mikroba google
kehebatan mikroba google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar